Sukseskan Pilkada Serentak, Rabu 27 November 2024

Media Network
Teknologi

Bertemu di Puncak Teknologi: Negara-negara G7 Bahas Aturan Kecerdasan Buatan di Pertemuan di Italia

Di tengah gejolak teknologi, menteri teknologi dari negara-negara G7 berkumpul di Italia dengan satu tujuan: mencapai visi bersama tentang kecerdasan buatan yang aman, terjamin, dan dapat dipercaya. Namun, di tengah kesepakatan itu, mereka mengakui bahwa kerangka kerja yang diperlukan bisa berbeda-beda antara satu negara dengan negara lainnya.

Pernyataan ini disampaikan hanya dua hari setelah Parlemen Eropa memberikan persetujuan terakhir untuk peraturan terluas di dunia yang mengatur kecerdasan buatan, mencakup sistem-sistem kuat seperti ChatGPT milik OpenAI.

Kemampuan mirip manusia dari ChatGPT yang memukau dunia pada akhir 2022, mulai dari merangkum teks kompleks hingga menghasilkan puisi dalam hitungan detik, adalah contoh nyata dari potensi besar yang dimiliki oleh kecerdasan buatan. Namun, dengan potensi itu juga datang risiko-risiko yang tidak bisa dianggap remeh, terutama berkaitan dengan penyebaran audio dan video palsu yang bisa menjadi bahan bakar bagi kampanye disinformasi.

Dalam suasana semacam ini, para menteri G7 mengutarakan komitmen mereka untuk menemukan keseimbangan yang tepat antara mendorong inovasi dan memastikan perlunya pagar pengaman yang tepat. Meskipun demikian, mereka juga sadar akan perbedaan pendekatan dan instrumen kebijakan di antara negara-negara anggota G7.

Beberapa negara, seperti Amerika Serikat dan Britania Raya, cenderung mengadopsi aturan yang lebih fleksibel, dengan harapan regulasi mandiri atau kepatuhan sukarela dari raksasa teknologi dapat menjadi benteng yang cukup. Sementara itu, di belahan lain, Uni Eropa melangkah maju dengan peraturan ketat, menunjukkan keragaman pendekatan dalam menghadapi tantangan yang sama.

Dengan begitu banyaknya kepentingan dan pandangan yang berbeda, pertanyaan besar yang mengemuka adalah: akankah G7 menemukan kesepakatan yang memadai untuk mencapai tujuan bersama mereka dalam mengelola kecerdasan buatan? Ataukah perbedaan pendekatan ini akan terus mengakibatkan ketidakpastian dalam pengaturan teknologi ini di masa depan?

JZ22AMI

Aktif sebagai jurnalis sejak tahun 2010. "Mengamati, merespons, merekam dan menceritakan kisah" #DSAS

Berita terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button