Saham Apple Melemah Tajam, Barclays Beri Peringkat ‘Sell
Tinta.news | Saham Apple melorot hampir 3,6%, membawa kita ke dalam petualangan pasar saham yang penuh dramatisasi. Penyebabnya? Barclays telah memberikan peringkat ‘sell’ untuk saham perusahaan teknologi terbesar di dunia ini, dan pasar pun terpukul dengan kabar bahwa permintaan untuk perangkat Apple, mulai dari iPhone hingga Mac, diprediksi akan tetap lesu sepanjang tahun 2024.
Barclays menjadi pialang kedua yang menempatkan ‘sell’ pada saham Apple, menciptakan sorotan terbanyak dalam dua tahun terakhir. Saham ini, yang menjadi andalan 7% dari bobot pasar S&P 500 (.SPX), membawa indeks lebih luas itu turun sekitar 0,56% pada hari Selasa. Sementara itu, Apple yang berhasil melonjak hampir 50% sepanjang tahun 2023, harus menghadapi tantangan baru.
Kondisi permintaan yang melambat sejak awal tahun lalu telah menjadi masalah bagi Apple, dan proyeksi penjualan kuartal liburan mereka jauh di bawah ekspektasi Wall Street. Performa di pasar Tiongkok juga memunculkan kekhawatiran setelah bangkitnya pesaing lokal, Huawei.
Analisis dari Barclays, Tim Long, memberikan catatan yang tidak terlalu memuaskan, menyebutkan bahwa iPhone 15 dinilai kurang menarik, dan keyakinannya bahwa iPhone 16 akan menghadapi nasib serupa. Tidak hanya itu, kekhawatiran semakin meluas dengan menurunnya permintaan di pasar-pasar maju dan ketidakpastian di China.
Dalam serangkaian keputusan yang cukup berani, Barclays juga menyoroti risiko yang semakin meningkat bagi bisnis layanan Apple. Bisnis ini, yang biasanya melampaui pertumbuhan segmen perangkat keras Apple, kini mencapai hampir seperempat dari total pendapatan perusahaan.
Rugi besar pada hari Selasa berhasil menghapus lebih dari $100 miliar dari nilai pasar Apple, dengan penutupan saham di level $185,64. Barclays menurunkan peringkat saham ini menjadi ‘underweight’ dari sebelumnya ‘neutral’, sembari memotong target harga 12 bulan sebesar $1 menjadi $160. Sebelumnya, Itau BBA adalah satu-satunya yang memberikan peringkat ‘sell’ pada Apple sejak Juli 2022.
Dengan rata-rata analis memberikan peringkat ‘buy’ dan target harga sekitar $200, pertanyaannya sekarang: bisakah Apple mengatasi badai ini? Kita nantikan saja, sambil merenungkan bagaimana keputusan ini akan memainkan peran dramatis dalam kisah perusahaan teknologi terbesar di dunia. (red)
- Fitur Baru Instagram Batasi Pesan dari Orang Asing
- WhatsApp Beri Kejutan: Foto HD Bisa Dikirim Tanpa Ribet!