Gelombang Baru di Dunia Kripto: Pemerintahan Biden Ungkap Aturan Pajak yang Beda
Tinta.news | Biden memang suka buat kejutan! Baru-baru ini, pemerintahan Joe Biden mengungkap aturan baru terkait pajak dalam ranah mata uang kripto. Jadi, nanti para pialang dan bursa kripto akan diminta melaporkan info segar tentang penjualan dan pertukaran aset digital pengguna ke IRS, yang merupakan badan pajak Amerika Serikat. Jadi, gak bisa lagi sembunyi-sembunyi kalau nggak bayar pajak.
Ini jadi bagian dari usaha gede dari Kongres dan otoritas regulasi buat lebih keras lagi menindak para pengguna mata uang kripto yang mungkin aja memilih menghindari pajak mereka.
Bukan cuma itu, nih. Ada juga rancangan formulir pajak baru yang disebut Formulir 1099-DA. Katanya, ini bakal membantu warga buat nentuin apa mereka berhutang pajak atau enggak. Selain itu, ngebantu pengguna mata uang kripto biar enggak perlu ngitung-ngitung rumit buat nentuin keuntungan mereka. Pokoknya, Departemen Keuangan AS merasa aturan ini bisa ngebantu deh.
Dan yang menarik, para pialang aset digital juga bakal disamakan aturannya kayak pialang instrumen keuangan lain, kayak obligasi dan saham. Jadi, nggak ada bedanya tuh, kalo kamu jual beli mata uang kripto atau saham.
Nah, di aturan ini, istilah “pialang” juga bakal mencakup platform perdagangan aset digital yang baik terpusat atau pun terdesentralisasi. Makanya, para pialang ini bakal wajib kirim formulir ke IRS dan juga pemegang aset digital, biar bantu mereka dalam urusan perpajakan.
Ini sebenernya jadi efek dari undang-undang gede yang namanya Undang-Undang Investasi dan Pekerjaan Infrastruktur 2021. Nah, di undang-undang ini ada satu pasal yang mau ngebuat aturan pajak lebih ketat buat para pialang aset digital. Jadi, IRS disuruh buat definisiin pialang-pialang kripto dan ngasih tahu mereka cara melapor pajak.
Dengan undang-undang ini, juga ada peraturan buat pelaporan transaksi tunai yang nilainya lebih dari $10,000. Nah, aturan ini juga diperluas buat nge-cover transaksi aset digital.
Waktu undang-undang ini disahkan, diperkirakan aturan-aturan baru ini bisa ngehasilin sekitar $28 miliar dalam sepuluh tahun.
Dan aturannya ini rencananya bakal mulai berlaku buat para pialang tahun 2025 buat musim perpajakan tahun 2026.
Kalo nanya alasannya, Departemen Keuangan bilang, “Ini bagian dari upaya lebih gede di Departemen Keuangan buat tutup celah pajak, tangani risiko penghindaran pajak dari aset digital, dan bantu pastiin bahwa semua orang main dengan aturan yang sama.”
Sektor kripto punya pendapat beragam soal aturan ini. CEO Asosiasi Blockchain, Kristin Smith, bilang kalo aturan baru ini bener-bener bermanfaat, karena bisa ngebantu pengguna mata uang kripto buat ikut aturan pajak dengan bener.
Tapi, CEO DeFi Education Fund, Miller Whitehouse-Levine, sejenis kelompok yang ngurusin pendidikan soal finansial terdesentralisasi, bilang aturan ini enggak bakal bantu banget buat perpajakan dan kepatuhan pajak.
IRS sendiri sekarang nuntut pengguna mata uang kripto buat lapor aktivitas aset digital mereka, termasuk perdagangan, biarpun hasilnya untung atau rugi. Nah, pengguna wajib ngehitung sendiri, dan platform kripto nggak kasih info ke IRS.
Bahkan beberapa senator dari Demokrat, termasuk Elizabeth Warren, nulis surat buat Departemen Keuangan supaya aturan ini cepet diimplementasi. Mereka khawatir kalo nggak, para penghindar pajak dan perantara mata uang kripto bakal “tetep main curang.”
Departemen Keuangan dan IRS menerima masukan soal rencana ini sampe tanggal 30 Oktober. Mereka juga bakal adain sesi dengar pendapat umum tentang rencana ini di tanggal 7-8 November. Jadi, pada akhirnya, semua bakal ngikutin. (tn)