Panduan Berpetualang dengan Teman: 6 Tips Agar Persahabatan Tetap Aman dan Harmonis
Tinta.news | Siapa bilang persahabatan abadi? Mereka jelas belum pernah mengalami perjalanan kelompok yang berubah menjadi kekacauan rencana yang bertentangan dan pertengkaran soal tagihan restoran.
Berpetualang dengan sahabat bisa jadi seperti berjalan di atas tali. Nah, inilah beberapa cara untuk melakukannya tanpa ada yang harus ‘di-unfriend’.
1. Ajak Teman dengan Hati-hati: “Yang pertama dan terpenting, kamu nggak bisa berpetualang dengan semua orang. Nggak semua teman cocok jadi teman perjalanan,” sarannya dari N’dea Irvin-Choy, seorang influencer perjalanan berbasis di Los Angeles, di akun TikTok-nya yang melegenda.
Dia menyarankan buat pilih teman perjalanan yang punya minat yang serupa. Dan tentuin dari awal jenis perjalanan yang bakal kamu lakukan – santai, pesta, atau petualangan. “Yang nggak kamu mau adalah teman-temanmu yang bungkam satu sama lain di pulau tropis yang indah tapi nggak bisa direfund,” jelasnya lewat email.
2. Polling, Diskusi, dan Pesen Bareng: Mulaikan dengan tanya temanmu mau pergi ke mana dan mau ngapain, pake layanan kayak Doodle, Google Forms, dan Troupe. Ada juga yang suka pakai aplikasi kayak Hoku, MiTravel, dan Plan Harmony biar semua bisa berkolaborasi dalam merencanakan, ada foto dan peta juga. Buat wishlist Airbnb biar teman-teman bisa ngasih saran akomodasi buat kelompok. Begitu udah siap booking, ada Mobili yang bisa nampilin bookingan semua anggota kelompok, penting banget kalau grupnya gede.
Buad ngatur tiket pesawat, Robert Driscoll, yang punya agen perjalanan yang fokus ke komunitas LGBTQ, rekomen banget TripIt. Setelah booking, bisa forward email konfirmasimu ke aplikasi itu, nanti semuanya bakal ada di satu timeline.
3. Tentukan Komitmen Keuangan: Kalau ada temen yang tiba-tiba mundur dari perjalanan, bisa bikin rencana keuangan jadi berantakan. Untuk ngantisipasi itu, buat deadline pasti buat komitmen keuangan. Orang bakal lebih antusias ikut kalau udah keluar uangnya, buat akomodasi atau aktivitas.
4. Gantian Jadi Pemimpin: Coba cara klasik ala guru sekolah buat semua tetap semangat dan semua punya andil dalam rencana: Jadwalin giliran setiap hari buat jadi pemimpin kelompok.
Orang ini bertanggung jawab buat pesan reservasi restoran dan tur pada hari itu, atau cukup bikin jadwal agar semua bisa tetap pada waktu. Mintain teman masing-masing cerita keinginan pribadi buat perjalanan – misalnya, mau lihat museum atau santai di pantai – terus tentuin orang itu jadi pemimpin kelompok pas hari kegiatan itu. Dengan ngebuat semua jadi pengemudi, semua juga punya kesempatan jadi penumpang.
5. Otomatisasi Uang: Ngesplit pengeluaran buat satu grup bisa jadi bikin ribet. Ada yang punya sensitivitas harga dan prioritas yang beda, belum lagi ribetnya ngitung buat pasangan dan lajang, orang yang ikutan telat atau nginap lebih lama, atau kena biaya dalam beberapa mata uang.
“Udah banyak persahabatan hancur gara-gara salah satu orang merasa teman yang lain nyantein dia finansial atau malah nggak ikut andil,” kata pelatih pertemanan Danielle Bayard Jackson, yang berbasis di Tampa, Florida.
Ada aplikasi yang bisa bantu ngerapihin hitungan yang rumit biar nggak ada yang bingung. Jackson suka TravelSpend, yang otomatis ngonversi mata uang, dan Splitwise, yang nyambung dengan Venmo, buat “bantu kelompok ngatur tagihan masing-masing biar nggak ada kebingungan siapa yang berutang apa.
6. Hindari ‘Amoeba Perjalanan’: Kelompok sering jadi kayak ‘amoeba perjalanan’ menurut Dina Vaccari, seorang pelancong yang berbasis di Seattle: “Seumpama blob lambat yang nggak pernah bener-bener sampe kemana.”
Banyak situasi di mana kelompok bisa stuck – misalnya satu anggota lari balik buat ambil topi yang ketinggalan atau perlu ke toilet atau mampir ATM. Keputusan buat nggak perlu nunggu bareng-bareng dari awal bisa bantu, tentuin waktu dan tempat ketemuan lagi. Atau gunakan fitur berbagi lokasi dari aplikasi kayak WhatsApp, jadi yang telat bisa nyusul sesuai jadwal mereka dan yang lain bebas eksplorasi. (tn)