Pemerintah Provinsi Gorontalo memproyeksikan APBD Gorontalo 2026 sebesar Rp1,54 triliun. Angka ini lebih rendah sekitar Rp200 miliar dibanding 2025 yang mencapai Rp1,74 triliun. Penurunan APBD Gorontalo 2026 dipicu terutama oleh menyusutnya transfer dari pemerintah pusat, sehingga strategi efisiensi dan fokus program menjadi kunci.
APBD Turun Rp200 Miliar Dibanding 2025
Dalam rapat paripurna DPRD ke-43 pada Senin (8/9/2025), Gubernur Gusnar Ismail memaparkan arah kebijakan APBD Gorontalo 2026. Pemerintah pusat hanya mengalokasikan estimasi DAK sekitar Rp200 miliar dan seluruhnya diarahkan untuk sektor kesehatan. Di tengah tekanan fiskal, opsi menaikkan pajak daerah dinilai belum ideal karena kondisi masyarakat belum pulih sepenuhnya.
Rincian Defisit pada APBD Gorontalo 2026
Total proyeksi APBD Gorontalo 2026 sebesar Rp1,54 triliun diperkirakan menanggung defisit Rp206,32 juta. Dari sisi pembiayaan, penerimaan ditargetkan Rp17,14 miliar dan pengeluaran Rp16,93 miliar, terutama untuk cicilan pokok utang Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021. Desain ini disusun agar arus kas tetap sehat dan program prioritas terus bergulir.
Belanja Pegawai Membengkak, Efisiensi Jadi Mandatori
Salah satu tantangan APBD Gorontalo 2026 adalah porsi belanja pegawai yang mencapai 45 persen, jauh di atas rekomendasi Kemendagri (30 persen). Pemprov mengkaji berbagai langkah efisiensi, termasuk skema Work From Home (WFH) ASN untuk menekan biaya operasional tanpa mengganggu layanan publik. Langkah ini diharapkan meredam tekanan pada ruang fiskal APBD Gorontalo 2026.
Program Unggulan Tetap Jalan
Meski ruang fiskal menyempit, lima program unggulan tetap dipertahankan dalam APBD Gorontalo 2026:
- Beasiswa untuk peningkatan kualitas SDM.
- Agromaritim guna memperkuat ketahanan pangan dan nilai tambah sektor primer.
- UMKM sebagai motor ekonomi rakyat.
- Pariwisata untuk mendorong pergerakan ekonomi lokal.
- Infrastruktur difokuskan pada pemeliharaan jalan karena keterbatasan dana pembangunan baru.
Fokus pemeliharaan memastikan konektivitas tetap terjaga, sambil menunggu pemulihan kapasitas belanja APBD Gorontalo 2026.
Menutup Kekurangan: Aktif Jemput Kegiatan Nasional
Pemprov mendorong setiap OPD “menjemput bola” agar kegiatan kementerian dilaksanakan di Gorontalo. Strategi ini diharapkan menghidupkan aktivitas ekonomi daerah dan menjadi penopang di tengah penurunan APBD Gorontalo 2026. Kolaborasi pusat-daerah diposisikan sebagai pengganda (multiplier) untuk menjaga momentum.
Penurunan APBD Gorontalo 2026 adalah alarm untuk lebih disiplin mengelola belanja dan kreatif menambah aktivitas ekonomi. Dengan efisiensi terukur, optimalisasi pembiayaan, dan fokus pada program unggulan, Pemprov menargetkan roda perekonomian tetap bergerak sekalipun APBD Gorontalo 2026 mengalami kontraksi signifikan.