IHSG Awal Pekan Melemah Tajam: Investor Wait and See Jelang Pengumuman Danantara & RUPST Himbara

Jakarta, 24 Maret 2025 – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tertekan di awal pekan. Pada sesi pembukaan Senin pagi, IHSG langsung turun 0,43% ke level 6.231,21. Penurunan ini semakin dalam satu jam setelah perdagangan dibuka. Hingga pukul 10.00 WIB, IHSG tercatat melemah 2,27% atau turun 142 poin ke posisi 6.116,15.

Pasar tampak diliputi tekanan jual besar-besaran. Dari total saham yang diperdagangkan, hanya 100 saham yang berhasil menguat, sedangkan 489 saham melemah, dan 181 stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp 3,93 triliun dengan volume 3,91 miliar saham dalam 329 ribu kali transaksi.

Emiten Blue Chip dan BUMN Tertekan, Saham Perbankan Terpukul

Pelemahan IHSG didorong oleh koreksi yang signifikan di saham-saham berkapitalisasi besar, terutama sektor perbankan, emiten BUMN, dan perusahaan milik konglomerasi. Saham-saham besar ini menjadi korban aksi jual investor yang bersikap hati-hati menjelang sejumlah agenda penting yang dinantikan pasar.

Pengumuman Struktur SWF Danantara Jadi Sorotan Pasar

Salah satu faktor yang menyebabkan tekanan di pasar adalah menunggu kejelasan dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) — lembaga Sovereign Wealth Fund (SWF) terbaru milik Indonesia.

Hari ini, pemerintah secara resmi mengalihkan seluruh saham Seri A BUMN ke PT Biro Klasifikasi Indonesia, yang merupakan holding operasional Danantara. Hal ini menandai langkah konkret penyertaan modal awal Danantara.

Danantara dijadwalkan menggelar konferensi pers pada Senin (24/3/2025) pukul 11.00 WIB, dengan menghadirkan tokoh penting seperti:

Danantara Kelola Aset Jumbo: Potensi Dana Hingga Rp 9.000 Triliun

Dengan proyeksi initial funding sebesar US$ 20 miliar, Danantara diproyeksikan akan menaungi setidaknya tujuh BUMN strategis:

Gabungan aset dari ketujuh perusahaan ini diperkirakan menyentuh angka Rp 9.000 triliun. Ini menjadikan Danantara sebagai salah satu pengelola aset terbesar di kawasan Asia Tenggara.

Jelang Libur Lebaran, Investor Pilih Ambil Untung

Tekanan jual diperkirakan akan berlanjut sepanjang pekan ini. Mayoritas investor mulai mengambil posisi aman menjelang libur panjang Lebaran 2025. Aktivitas jual saham dan aksi ambil untung (profit taking) terlihat meningkat seiring pendeknya waktu perdagangan sebelum libur Idul Fitri.

Data perdagangan IHSG sepekan terakhir menunjukkan pelemahan sebesar 3,95% dari level 6.258,18 (penutupan Jumat, 21 Maret 2025). Sepanjang 2025, indeks sudah terkoreksi 11,61%.

Trading Halt & Aksi Jual Asing Masih Berlanjut

IHSG bahkan sempat mengalami trading halt pada Selasa (18/3/2025) setelah turun tajam 7,11% ke level 6.011,84 — menjadi sinyal kuat bahwa volatilitas pasar masih tinggi.

Di sisi lain, tekanan dari investor asing juga tak kunjung mereda. Dalam sebulan terakhir, Net Foreign Sell mencapai Rp 19,85 triliun. Total arus keluar asing dari pasar saham Indonesia sepanjang 2025 telah mencapai Rp 30,82 triliun.

Jadwal RUPST Himbara: Investor Tunggu Kepastian Direksi dan Dividen

Pasar juga menanti hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dari jajaran bank Himbara (Himpunan Bank Milik Negara), yang dijadwalkan berlangsung dalam tiga hari ke depan:

Agenda utama RUPST ini meliputi:

Pasar Saham Perlu Sentimen Positif Baru

IHSG butuh katalis kuat untuk bangkit dari tekanan yang berlangsung sejak awal tahun. Pengumuman struktur Danantara dan hasil RUPST bank BUMN akan sangat menentukan arah pasar ke depan. Jika sentimen positif gagal mengimbangi aksi jual menjelang Lebaran, maka IHSG berisiko melanjutkan tren pelemahan.

Exit mobile version